-
Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud
computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi')
dan pengembangan berbasis Internet ('awan').
Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang
sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram
jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga
merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia
adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai
suatu layanan (as a service),
sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di
dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli
dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang
membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE
Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana
informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya
adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld,
sensor-sensor, monitor dan lain-lain."
Komputasi
awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0,
dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa
ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
Sebagai contoh,Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum
secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunakdan
data yang tersimpan di server.
Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk
pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.
Manfaat
Cloud Computing Serta Penerapan Dalam Kehidupan Sehari – hari
Setelah
penjabaran definisi singkat diatas tentu penggunaan teknologi dengan sistem
cloud cukup memudahkan pengguna selain dalam hal efisiensi data, juga
penghematan biaya. Berikut manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi
berbasis sistem cloud.
Salah
satu keunggulan teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan
data secara terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan oleh
penyedia layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak
perlu repot repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media
penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
2.
Keamanan Data
Keamanan
data pengguna dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh
penyedia layanan Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan
ISO, data pribadi, dll.
3.
Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi
Cloud menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun
kita berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet.
Selain itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas
penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan
salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa
membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang
percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
4.
Investasi Jangka Panjang
Penghematan
biaya akan pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan berkurang
dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan sesuai
dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud
Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua
telah dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan
Cloud Computing telah dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama dunia
seperti Google lewat aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative,
Microsoft melalui sistem operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows
Azure dsb. Di kancah nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat
dilihat melalui penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah
satu perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud
adalah DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan
mendistribusikan data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke
pemilik toko retail melalui internet dimanapun pemilik toko berada.
Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan
sistem komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom
VPS dan Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha
Kecil-Menengah).
Cara
Kerja Sistem Cloud Computing
Sistem
Cloud bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem
ini memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program
untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi.
Infrastruktur seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari
pengguna disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah –
perintah tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di
server aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan
disajikan dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang
diterima sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya
lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server
diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk
menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data
dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas
data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung melalui
sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
- Virtualisasi dalam cloud computing
Virtualisasi
sebagai komponen utama pembangun teknologi cloud computing memiliki keuntungan
yang sangat besar. Akan tetapi, perlu diingat bahwa virtualisasi juga memiliki
kerentananan terhadap pengaksesan data atau dengan kata lain kemanan data yang
masih harus dipertanyakan. Selain itu, sebelum melangkah ke komputasi awan,
sebuah perusahaan terlebih dahulu harus menerapkan virtualisasi data centernya secara
internal.
Virtualisasi
bisa diartikan sebagai pembuatan suatu
bentuk atau versi virtual dari sesuatu yang bersifat fisik, misalnya sistem
operasi, perangkat storage/penyimpanan
data atau sumber daya jaringan. Virtualisasi dan komputasi awan memungkinkan
komputer pengguna untuk mengakses komputer canggih dan aplikasi perangkat lunak
yang diselenggarakan oleh kelompok remote dari server, tapi masalah keamanan
yang berkaitan dengan privasi data akan
membatasi kepercayaan publik dan memperlambat adopsi teknologi baru. Virtualisasi memungkinkan penyatuan kekuatan komputasi dan penyimpanan beberapa komputer, yang kemudian
dapat digunakan bersama oleh beberapa
pengguna.
Alasan
Penggunaan Virtualisasi
a.
Pengurangan Biaya Investasi Hardware. Investasi hardware dapat ditekan lebih
rendah karena virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada.
Tak perlu ada penambahan perangkat
komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu
lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer induk
b. Kemudahan Backup & Recovery.
Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam
1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server
tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang.
Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup
terakhir dan server berjalan seperti
sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
c.
Kemudahan Deployment. Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat
dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi
beban kerja para staff IT dan mempercepat proses implementasi suatu sistem
d.
Mengurangi Panas. Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi panasnya
ruang server/data center. Ini akan
berimbas pada pengurangan biaya
pendinginan/AC dan pada akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik
e. Mengurangi Biaya Space. Semakin sedikit
jumlah server berarti semakin sedikit
pula ruang untuk menyimpan perangkat.
Jika server ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini akan
berimbas pada pengurangan biaya sewa
f.
Kemudahan Maintenance & Pengelolaan. Jumlah server yang lebih sedikit
otomatis akan mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang
lebih sedikit juga berarti lebih sedikit
jumlah server yang harus ditangani
g.
Standarisasi Hardware. Virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware
sehingga proses pengenalan dan
pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak menjadi masalah.
Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware.
h.
Kemudahan Replacement. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih
mudah dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak
mencukupi lagi, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau
memindahkan virtual machine ke server lain yang lebih powerful.
Prinsip Keamanan
Tiga
prinsip dasar keamanan informasi yaitu
a.
Kerahasiaan (confidentiality): adalah pencegahan dari pengungkapan yang tidak sah secara disengaja
atau tidak terhadap sebuah konten. Kehilangan kerahasiaan dapat terjadi dalam
berbagai cara. Sebagai contoh, kehilangan kerahasiaan dapat terjadi melalui pelepasan secara sengaja informasi perusahaan
atau melalui penyalahgunaan hak
jaringan.
b.
Integritas (integrity): adalah jaminan
bahwa pesan terkirim adalah pesan yang diterima dan tidak diubah. Kehilangan
integritas dapat terjadi melalui serangan yang disengaja untuk mengubah
informasi.
c.
Ketersediaan (availability): konsep ini mengacu pada unsur-unsur yang
menciptakan keandalan dan stabilitas dalam
jaringan dan sistem. Hal ini menjamin konektivitas yang mudah diakses
ketika dibutuhkan, memungkinkan pengguna
berwenang untuk mengakses jaringan atau sistem. Konsep ketersediaan juga
cenderung mencakup area dalam sebuah sistem informasi yang secara tradisional
tidak dianggap sebagai keamanan murni (seperti
jaminan pelayanan, kinerja, dan sampai waktu), namun yang jelas
dipengaruhi oleh pelanggaran seperti serangan denial-of-service (DoS)
- Database yang berintegrasi dengan
cloud
Integrasi
database merupakan suatu penggabungan database yang dapat saling berhubungan
satu sama lain dengan berbagai cara yang sesuai keperluan. Dalam melakukan
integrasi database, data dalam sebuah sistem tidak boleh hilang atau kekurangan
satu datapun. Tujuan untuk melakukan
integrasi database yaitu untuk mempermudah pekerjaan dalam mengelola data yang
berskala besar. Dengan dilakukannya integrasi database maka database-database
yang disekitarnya dapat saling berhubungan dengan mudah sesuai dengan
keperluannya masing-masing.
Sistem integrasi data biasanya disebut
secara formal sebagai tripel GSM. G untuk global schema (skema global), S untuk
set dari skema sumber yang heterogen, dan M untuk mapping (pemetaan) antara
query dari sumber dan skema global. G dan S diekspresikan dalam bahasa
alfabetis yang disusun oleh simbol untuk tiap hubungan respektifnya. Pemetaan M
terdiri dari pernyataan antara query dari G dan query dari S. Saat user
mengajukan query dari sistem data integrasi, mereka mengajukan query dari G dan
pemetaannya kemudian menegaskan koneksi antara elemen di skema global dengan
skema sumber.
- Komputasi Terdistribusi dalam
Cloud Computing
Komputasi
terdistribusi yang di maksud di sini adalah suatu teknik yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam cloud computing. Komputasi
Terdistribusi merupakan salah satu tujuan dari Cloud Computing, karena
menawarkan pengaksesan sumber daya secara paralel, para pengguna juga bisa
memanfaatkannya secara bersamaan (tidak harus menunggu dalam antrian untuk
mendapatkan pelayanan), terdiri dari banyak sistem sehingga jika salah satu sistem
crash, sistem lain tidak akan terpengaruh dan juga dapat menghemat biaya
operasional karena tidak membutuhkan sumber daya (resourches). Komputasi
terdistribusi adalah konsep yang menggunakan sistem terdistribusi terdiri dari
banyak kode yang diatur sendiri untuk memecahkan masalah yang sangat besar atau
yang biasanya sulit untuk diselesaikan dengan satu komputer. Jadi, masalah yang
besar akan di proses ke banyak komputer kemudian proses tersebut dipecahkan
sehingga mendapatkan solusi-solusi yang lebih kecil apabila sudah didapatkan
maka disatukan kembali dalam satu solusi yang besar dan terintegrasi. Komputasi
terdistribusi adalah konsep menggunakan sistem terdistribusi terdiri dari
banyak node diatur sendiri untuk memecahkan masalah yang sangat besar atau yang
biasanya sulit untuk diselesaikan dengan satu komputer.
- Map Reduce dan NoSql
MapReduce
adalah model pemrograman rilisan Google yang ditujukan untuk memproses data
berukuran raksasa secara terdistribusi dan paralel dalam cluster yang terdiri atas
ribuan komputer. Dalam memproses data, secara garis besar MapReduce dapat
dibagi dalam dua proses yaitu proses Map dan proses Reduce. Kedua jenis proses
ini didistribusikan atau dibagi-bagikan ke setiap komputer dalam suatu cluster
(kelompok komputer yang salih terhubung) dan berjalan secara paralel tanpa
saling bergantung satu dengan yang lainnya. Proses Map bertugas untuk
mengumpulkan informasi dari potongan-potongan data yang terdistribusi dalam
tiap komputer dalam cluster. Hasilnya diserahkan kepada proses Reduce untuk
diproses lebih lanjut. Hasil proses Reduce merupakan hasil akhir yang dikirim
ke pengguna. Untuk menggunakan MapReduce, seorang programer cukup membuat dua
program yaitu program yang memuat kalkulasi atau prosedur yang akan dilakukan oleh
proses Map dan Reduce.. Map-Reduce merupakan sebuah konsep teknis yang sangat
penting di dalam teknologi cloud seperti dapat membantu programmer membuat
aplikasi cloud computing.
NoSQL
atau singkatan dari Not Only SQL ini adalah tipe database yang sangat jauh
berbeda dengan konsep RDBMS ataupun ODBMS. Perbedaan utamanya sendiri yaitu
karena tidak mengenal istilah relation dan tidak menggunakan konsep schema.
Dalam NoSQL, setiap tabel berdiri sendiri tanpa tergantung dengan tabel
lainnya.
NoSQL
Database adalah sistem menejemen database yang berbeda dari sistem menejemen
database relasional yang klasik dalam beberapa hal. NoSQL ini mungkin tidak membutuhkan skema table dan
umumnya menghindari operasi join dan berkembang secara horisontal.
NoSql
database itu sendiri sebenarnya adalah penyebutan untuk database yang tidak
memiliki relasi. Jika database yg berelasi biasanya menggunakan Sql, maka
NonSql ini menggunakan berbagai cara untuk menyimpan datanya.
- Komputasi Grid
adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan
banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk
memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar.
Menurut
Ian Foster,
terdapat ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem
melakukan komputasi grid yaitu :
a. Sistem
tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada
dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada
dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat
dikatakan komputasi grid.
b. Sistem
tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut
pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari
kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk
mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang
dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya,
dan akses terhadap sumber daya.
c. Sistem
tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial
quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari
komputasi grid tersebut.
Komputasi
grid adalah sebuah asosiasi sumber daya komputer dari beberapadomain
administrasi untuk mencapai tujuan bersama dengan berbagai layanan
kepada pengguna. Dalam komputasi grid pengguna dapat mengakses sumber daya
seperti,
proses, penyimpanan, data dan aplikasi dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang lokasifisik
sumber daya dan teknologi yang mendasari digunakan.
Komputasi
grid sebenarnya merupakan sebuah aplikasi pengembangan
dari jaringan komputer (network). Hanya saja, tidak seperti jaringan komputer konvensionalyang
berfokus pada komunikasi antar pirati (device), aplikasi pada Komputasi griddirancang
untuk memanfaatkan sumber daya pada terminal dalam jaringannya. Gridcomputing
biasanya diterapkan untuk menjalankan sebuah fungsi yang terlalu kompleksatau
terlalu intensif untuk dikerjakan oleh satu sistem tunggal.Komputasi grid
(Komputasi Grid) merupakan salah satu dari tipe KomputasiParalel, adalah
penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer terpisahsecara geografis
namun tersambung via jalur komunikasi (termasuk Internet) untukmemecahkan
persoalan komputasi skala besar. Semakin cepat jalur komunikasi terbuka,maka
peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari sumber-sumber komputasiyang
terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan demikian, skala
komputasiterdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis lebih jauh lagi,
melintasi batas-batasdomain administrasi yang ada.
Dalam
buku The Grid:Blue Print for a New Computing Infrastructure dijelaskan
bahwa "A computational grid is a hardware and
software infrastructurethat provides dependable, consistent,
pervasive, and inexpensive access to high-endcomputational
capabilities."
Ini
berarti yang dimaksud dengan komputasi gridadalah infrastruktur perangkat keras
dan perangkat lunak yang dapatmenyediakan akses yang bisa diandalkan,
konsisten, tahan lama dan tidak mahalterhadap kemampuan komputasi mutakhir yang
tersedia.Komputasi grid adalah suatu bentuk komputasi terdistribusi
yangmelibatkan koordinasi dan berbagi komputasi, aplikasi, data dan
penyimpanan atausumber daya jaringan di seluruh organisasi dinamis dan
geografis. Teknologi Gridberusaha menangani masalah komputasi yang kompleks dan
memungkinkanmemungkinkan akses ke basis sumber daya komputer.
Komputasi
grid adalah istilah yang mengacu pada kombinasi dari sumber dayakomputer dari
domain administrasi ganda untuk mencapai tujuan bersama. grid bisadianggap
sebagai sistem terdistribusi dengan beban kerja non-interaktif yang
melibatkansejumlah besar file. Apa yang membedakan komputasi grid dari
konvensional sistemkomputasi kinerja tinggi seperti komputasi cluster adalah bahwa
grid cenderung lebihlonggar digabungkan, heterogen, dan tersebar secara
geografis. Walaupun grid bisadidedikasikan untuk aplikasi khusus, itu lebih
umum bahwa sebuah grid tunggal akan digunakan untuk berbagai tujuan yang
berbeda. Grid sering dibangun dengan bantuan daritujuan grid
software-perpustakaan umum dikenal sebagai middleware.
Karakteristik
komputasi grid diantaranya adalah sebagai berikut
1.
Large Scale (berskala besar)
Komputasi
grid harus mampu menangani sejumlah sumber daya mulai dari hanya beberapa untuk
jutaan. Hal ini menimbulkan masalah yang sangat serius untuk menghindari
penurunan kinerja potensial sebagai ukuran meningkan jaringan.
2.
Distribusi geografis
Sumber
daya komputasi grid memungkin lokasi di tempat yang jauh.
3.
Heterogenitas
Komputasi
grid menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras sumber daya yang sangat
bervariasi mulai dari data, file, komponen perangkat lunak atau program untuk
sensor, instrumen ilmiah, perangkat layar, penyelenggara pribadi digital,
komputer, super-komputer dan jaringan.
4.
Resource Sharing
Sumber
daya milik berbagai organisasi dapat diakses oleh organisasi lainnya (pengguna)
.
5.
Multiple administrations
Setiap
organisasi dapat membentuk keamanan yang berbeda dan kebijakan administratif di
mana sumber daya yang dimiliki dapat diakses dan digunakan.
6.
Resource coordination
Sumberdaya
dalam komputasi grid harus dikoordinasikan untuk memberikan kemampuan komputasi
yang handal.
7.
Transparent access
Komputasi
grid harus dilihat sebagai komputer virtual yang tunggal
8.
Dependable access
Komputasi
grid harus menjamin pemberian pelayanan di bawah persyaratan Quality of Service
(QoS). Kebutuhan layanan yang handal adalah kebutuhan mendasar sejak pengguna
membutuhkan jaminan bahwa mereka akan menerima prediksi , berkelanjutan dan
menunjang performa dengan tinggi kinerja
9.
Consistent access
Komputasi
grid harus dibangun dengan standar pelayanan , protokol dan interface sehingga
menyembunyikan heterogenitas sumber daya sementara dan memungkinkan
skalabilitas . Tanpa standar tersebut, pengembangan aplikasi dan penggunaan
secarameluas tidak akan mungkin terjadi.
10.Pervasive
access
Grid
harus memberikan akses ke sumber daya yang tersedia dengan beradaptasi dengan
lingkungan yang dinamis di mana kegagalan sumber daya adalah hal yang lumrah.
Sistem menentukan bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumen seiring dengan
mengoptimasi jalannya sistem secara keseluruhan
Komponen
Komputasi Grid
Komponen-komponen
komputasi grid adalah:
1.
Gram (Grid Resources Allocation & Management)
Komponen
ini dibuat untuk mengatur seluruh sumberdaya komputasi yang tersedia dalam
sebuah sistem komputasi grid. Pengaturan ini termasuk eksekusi program pada seluruh komputer yang tergabung
dalam sistem komputasi grid, mulai dari inisiasi, monitoring, sampai dengan
penjadwalan dan koordinasi antar proses
yang terjadi dalam sistem tersebut. Juga dapat berkoordinasi dengan
sistem-sistem pengaturan sumber daya yang telah ada sebelumnya. Dengan
mekanisme ini program-program yang telah dibuat sebelumnya tidak perlu dibangun
ulang atau bila dimodifikasi, modifikasinya minimum.
2.
RFT/GridFTP (Reliable File Transfer/Grid File Transfer Protocol)
Komponen
ini dibuat agar pengguna dapat mengakses data yang berukuran besar dari semua
simpul komputasi yang telah tergabung dalam sebuah sistem komputasi secara
efisien. Hal ini tentu saja berpengaruh karena kinerja komputasi tidak hanya
bergantung pada kecepatan komputer yang tergabung dalam mengeksekusi program,
tapi juga seberapa cepat data yang dibutuhkan dapat diakses. Data yang diakses
juga tidak selalu ada pada komputer yang mengeksekusi.
3.
MDS (Monitoring and Discovery Services)
Komponen
ini dibuat untuk memonitoring proses komputasi yang sedang dijalankan agar
dapat mendeteksi masalah yang timbul dengan segera. Sedangkan fungsi disovery
dibuat agar pengguna mampu mengetahui keberadaan sumber daya komputasi beserta
karakteristiknya.
4.
GSI (Grid Security Infrastructure)
Komponen
ini dibuat untuk mengamankan sistem komputasi grid secara keseluruhan. Komponen
ini membedakan teknologi GT4 dengan teknologi-teknologi sebelumnya. Dengan
menerapkan mekanisme keamanan yang tergabung dengan komponen-komponen komputasi
grid lainnya, sistem ini dapat diakses secara luas tanpa sedikitpun mengurangi
tingkat keamanannya. Sistem keamanan ini dibangun dengan segala komponen yang
telah diuji, mencakup proteksi data, autentikasi, delegasi dan autorisasi.
Topologi
Komputasi Grid
1.
Intragrid
Sebuah
intragrid topologi khas, ,ada dalam satu organisasi, menyediakan set dasar
layanan Grid. Organisasi tunggal dapat terdiri dari sejumlah komputer yang berbagi domain keamanan bersama, dan berbagi
data internal di jaringan pribadi. Karakteristik utama dari intragrid adalah
penyedia keamanan tunggal, bandwidth pada
jaringan pribadi yang tinggi dan selalu tersedia, dan ada satu
lingkungan dalam satu jaringan. Dalam
sebuah intragrid, lebih mudah untuk merancang dan mengoperasikan komputasi grid
dan data. Sebuah intragrid menyediakan satu set yang relatif statis sumber daya
komputasi dan kemampuan untuk dengan mudah berbagi sistem jaringan antar data.
2.
Extragrid
Berdasarkan
sebuah organisasi tunggal, extragrid memperluas konsep dengan menyatukan dua
atau lebih intragrids. Sebuah extragrid, seperti digambarkan, biasanya melibatkan lebih dari satu penyedia
keamanan, dan tingkat kompleksitas manajemen meningkat. Karakteristik utama
dari extragrid tersebar keamanan,
beberapa organisasi, dan konektivitas remote / WAN. Dalam sebuah
extragrid, sumber daya menjadi lebih dinamis dan grid Anda perlu lebih reaktif untuk kegagal sumber daya
dan komponen. Desain menjadi lebih rumit dan layanan informasi menjadi relevan
untuk memastikan bahwa sumber daya grid memiliki akses ke manajemen beban kerja
pada waktu berjalan. Sebuah bisnis akan mendapat manfaat dari extragrid jika
ada inisiatif bisnis untuk mengintegrasikan dengan mitra bisnis eksternal
terpercaya. Sebuah extragrid juga bisa
digunakan dalam kapasitas B2B dan / atau untuk membangun hubungan kepercayaan.
3. Intergrid
Sebuah
intergrid membutuhkan integrasi dinamis aplikasi, sumber daya, dan jasa dengan pola, pelanggan, dan setiap
organisasi yang berwenang lainnya yang akan memperoleh akses ke jaringan
melalui internet / WAN.Sebuah intergrid topologi, seperti digambarkan, terutama
digunakan oleh perusahaan rekayasa, industri ilmu kehidupan, produsen, dan
dengan bisnis di industri keuangan. Karakteristik utama dari intergrid meliputi
keamanan tersebar, beberapa organisasi, dan konektivitas remote / WAN. Data
dalam intergrid adalah data publik global, dan aplikasi (baik verticaland
horisontal) harus dimodifikasi untuk khalayak global. Sebuah bisnis mungkin
menganggap suatu yang diperlukan intergrid jika ada kebutuhan untuk komputasi
peer-to-peer, sebuah komunitas komputasi kolaboratif, atau disederhanakan
proses dengan organisasi yang akan menggunakan intergrid akhir-to-end.
Kelebihan
dan kekurangan Komputasi Grid
Beberapa
kelebihan dari komputasi grid adalah:
1) Perkalian
dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
2) Lebih
cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang
lebih luas.
3) Software
dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, akses terhadap model dan
perangkat berbeda, metodologi penelitian yang lebih baik.
4) Data:
Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitian lebih baik.
5) Ukuran
dan kompleksitas dari masalah mengharuskan orang-orang dalam beberapa organisasi
berkolaborasi dan berbagi sumber daya komputasi, data dan instrumen sehingga
terwujud bentuk organisasi baru yaitu virtual organization.
Kekurangan
Komputasi grid
Kekurangan
pada komputasi grid yang lebih ditekankan disini adalah mengenai hambatan yang
dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi komputasi
grid. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Manajemen
institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan
fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat
yang lebih besar bagi masyarakat luas.
2) Masih
sedikitnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola komputasi grid.
3) Kurangnya
pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai
manfaat dari komputasi grid itu sendiri.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar