Pages

Senin, 30 Maret 2015

Komputasi Modern dalam QSAR Model



Quantitative structure–activity relationship models (QSAR models) adalah regresi atau klasifikasi model yang digunakan dalam cabang ilmu kimia, ilmu biologi dan ilmu tehnik. Seperti model regresi lain, model regresi QSAR menghubungkan satu set "prediktor" variabel (X) dengan potensi variabel respon (Y). Model klasifikasi QSAR menghubungkan nilai variabel prediktor dengan kategori nilai variabel respon.
Dalam pemodelan QSAR, prediktor terdiri dari sifat fisiko-kimia atau deskriptor molekul teoritis bahan kimia, sedangkan variabel respon merupakan aktivitas biologis dari bahan kimia yang diuji. Model QSAR pertama kali digunakan untuk mengetahui aktivitas biologis suatu struktur kimia dalam set data bahan kimia. Selanjutnya, model QSAR memprediksi aktivitas biologis dari bahan kimia yang baru ditemukan.
Sebagai contoh, aktivitas biologis dapat diartikan secara kuantitatif sebagai konsentrasi zat yang dibutuhkan untuk memberikan respon biologis tertentu. Selain itu, ketika sifat fisikokimia atau struktur dinyatakan dengan angka, seseorang dapat menemukan hubungan matematis, atau hubungan aktivitas struktur secara kuantitatif antara keduanya.
Sebuah QSAR memiliki bentuk model matematika:
Kegiatan = f {sifat fisikokimia dan / atau sifat struktural}) + Kesalahan
Kesalahan meliputi model kesalahan (bias) dan variabilitas observasional, yaitu variabilitas dalam pengamatan bahkan ketika pengamatan dilakukan pada model yang benar.
SAR dan paradoks SAR
Asumsi dasar untuk semua hipotesis berbasis molekul adalah bahwa molekul yang sama memiliki kegiatan serupa. Prinsip ini juga disebut Structure-Activity Relationship (SAR). Oleh karena itu, masalah mendasar adalah bagaimana menentukan perbedaan kecil pada tingkat molekuler, karena masing-masing jenis kegiatan, misalnya kemampuan reaksi, kemampuan biotransformasi, kelarutan, aktivitas sasaran, dan sebagainya, mungkin tergantung pada perbedaan lain. Contoh yang baik diberikan dalam ulasan bioisosterism oleh Patanie / Lavoie dan Brown.

Secara umum, hipotesis biasanya dibuat berdasarkan pada jumlah angka suatu data kimia. Dengan demikian, prinsip induksi harus dilakukan untuk menghindari kesalahan hipotesis pada data struktur molekul. Paradoks SAR mengacu pada fakta semua molekul yang sama belum tentu memiliki kegiatan serupa.
3D-QSAR
3D-QSAR mengacu pada penerapan ilmu kalkulasi yang membutuhkan struktur tiga dimensi, misalnya dalam aktivitas kristalografi protein atau superimposisi molekul dengan menggunakan komputasi modern menggunakan metode matematis, misalnya model Lennard-Jones, 3D-QSAR digunakan untuk mengkaji bidang sterik (bentuk molekul), daerah hidrofobik (permukaan air-larut), dan bidang elektrostatik.
Pada tanggal 18 Juni 2011, Comparative Molecular Field Analysis (CoMFA) telah memberikan paten tentang  pembatasan penggunaan GRID pada teknologi  partial least-squares (PLS) . Dan tim dari the Rome Center for Molecular Design (RCMD) telah membuka web server 3D QSAR (www.3d-qsar.com) berdasarkan 3-D QSAutogrid / R Engine.
3-D QSAutogrid / R mencakup semua fitur utama CoMFA dan GRID / Golpe (Generating Optimal Linear PLS Estimations) dengan bantuan multiprobe / multiregion pilihan variabel (MPGRS) yang meningkatkan penyederhanaan interpretasi peta 3-D QSAR. Metodologi ini didasarkan pada integrasi bidang interaksi molekul yang dihitung oleh Autogrid dan lingkungan statistik R yang dapat dengan mudah digabungkan dengan banyak antarmuka molekul grafis gratis seperti UCSF-Chimera, AutoDock Tools, amol dan lain-lain.
Aplikasi
Kimia
Aplikasi QSAR yang pertama dalam sejarah adalah untuk memprediksi titik didih suatu zat.
QSAR juga digunakan untuk mengamati suatu senyawa kimia organik untuk mengetahui korelasi antara struktur dan sifat yang dimiliki. Contoh sederhana adalah hubungan antara jumlah karbon di alkana dan titik didihnya. Ada korelasi yang jelas pada peningkatan titik didih dengan peningkatan jumlah karbon, dan ini berfungsi sebagai sarana untuk memprediksi titik didih alkana yang lebih tinggi.

Biologi
Aktivitas biologis molekul biasanya diukur dalam tes untuk menetapkan tingkat penghambatan transduksi sinyal tertentu atau jalur metabolisme. Penemuan obat sering melibatkan penggunaan QSAR untuk mengidentifikasi struktur kimia yang dapat memiliki efek penghambat yang baik pada target tertentu yang memiliki toksisitas rendah. Prediksi koefisien partisi log P, merupakan ukuran penting yang digunakan dalam mengidentifikasi "druglikeness" menurut Rule of Five dari teori Lipinski.
QSAR juga dapat digunakan untuk mempelajari interaksi antara domain struktural protein. Interaksi protein-protein dapat dianalisis secara kuantitatif untuk membuat variasi struktural hasil dari mutagenesis.Secara umum, semua masalah QSAR dapat dibagi menjadi coding and learning. 

 
Gambar 1. Contoh QSAR 3D

 


Gambar 2. Software Cheminformatics 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar